Penafsiran Ibn Kasir dan Amina Wadud tentang hak waris menyetujui apa yang ditawarkan oleh al-Quran perempuan mendapat separuh bagian dari laki-laki dan pembagian warisan 2/3 untuk anak perempuan. akan tetapi, sisa dari 1/3 harta warisan itu menurut Amina Wadud boleh diberikan kepada siapa saja yang lebih membutuhkan. Tidak harus mengikuti aturan siapa saja yang menerima harta warisan tersebut.Dalam memahami surah An-Nisa/4 : 11-12 Amina menekankan konteks ayat dengan dinamika perjalanan tafsir yang melingkupinya. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang ada, metode hermeneutik yang dipakai Amina Wadud merupakan langkah yang cukup revolusioner dalam khasanah penafsiran al-Qur'an menyangkut ayat-ayat yang dipandang bias gender yang tidak memihak kaum perempuan. Paling tidak memberikan sumbangan pemikiran bagi pencerahan dunia tafsir selama ini yang masih didominasi oleh tafsir khas patriarkhi. Pembagian harus memenuhi asa manfaat dan keadilan karena ayat-ayat tentang teknis pembagian waris merupakan ayat yang bersifat sosiologis dan hanya merupakan salah stu alternatif saja. Bukan satu-satunya, bukan pula ditaati secara kaku.